Terima Subsidi Jagung, Kelompok Ternak Jumantono Bakal Jadi BUMP Percontohan di Karanganyar

Karanganyar – Dinas Ketahanan Pangan Jawa Tengah bersinergi dengan Seknas BUMP Indonesia dalam penyaluran subsidi jagung sejumlah 10 ton kepada peternak ayam petelur Jumantono pada Minggu (8/8) bertempat di Sekretariat Kelompok Tani Mergo Seneng, Desa Sedayu, Kecamatan Jumantono. Sinergi tersebut dilakukan guna membantu efisiensi operasional peternak ayam petelur akibat masih tingginya harga komponen utama pakan komoditas jagung yang mencapai Rp 5.800/kg.

Penyaluran tersebut sudah dilakukan ketiga kalinya sejak pertengahan Juli kemarin. Kegiatan yang terselenggara pada siang hari itu merupakan bentuk respons cepat yang dilakukan oleh Pemprov Jateng dalam memberikan stabilitas pasokan dan harga. Kegiatan juga dihadiri oleh DPRD Jawa Tengah, Dinas Ketahanan Pangan Jawa Tengah, Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Karanganyar, Kepala Desa Sedayu serta Seknas BUMP Indonesia.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, Ir. Agus Wariyanto, S.IP, M.M dalam pembukanya mengungkapkan bahwa penyaluran subsidi jagung ini merupakan upaya dalam membantu efisiensi biaya usaha peternak ayam petelur. Agus juga menambahkan program untuk saat ini terlebih dahulu fokus pada pemenuhan kebutuhan jagung sebagai bahan baku pakan ternak. Rencana tindak lanjut Kelompok Ternak Mergo Seneng dengan membentuk Badan Usaha Milik Petani (BUMP) agar dapat memfasilitasi kebutuhan anggota kelompok ternak terutama perihal pembiayaan serta peningkatan pendapatan.

“Kondisi peternakan ayam petelur saat ini kalau besar ya besar banget kalau kecil ya kecil, sangat jarang yang berada di tengah tengah. Kelompok peternak ayam petelur mulai kita benahi sedikit demi sedikit yang terpenting kontinyu. Sementara ini peternak dapat bertahan dulu dengan subsidi jagung, nanti berkembang lagi. Disini sudah ada Seknas BUMP Indonesia yang dapat membantu peternak terutama dalam Kredit Usaha Rakyat (KUR). Nanti bersama kita adakan rencana tindak lanjut agar dapat menjadi BUMP Ternak percontohan se Solo Raya tentunya kita tata lagi sistemnya,” ujar Agus.

Ketua Kelompok Ternak Mergo Seneng, Budi menjelaskan kondisi peternak ayam petelur pada masa pandemik Covid-19 dapat dikatakan lesu. Budi mewakili kelompok ternak mengucapkan terima kasih banyak atas subsidi yang diberikan oleh Dinas Ketahanan Pangan Jawa Tengah. Budi juga menambahkan bahwa subsidi yang diberikan membuat peternak tidak berpikir dua kali dalam mencari pasokan bahan pakan. Jagung yang diberikan Dinas Ketahanan Pangan Jawa Tengah melalui kerja samanya dengan Seknas BUMP Indonesia memiliki kelebihan dalam hal kualitas dibandingkan sekitar Jumantono.

“Banyak peternak ayam petelur saat pandemik Covid-19 ini collaps atau dalam arti merugi. Peternak disini kebanyakan mengeluh karena bisa beli bibit ayam tapi tidak bisa beli pakan. Ketika mendapatkan bahan pakan berupa Jagung dari Dishanpan dengan kualitas baik harus dipertahankan terus. Sedikit sedikit budidaya ayam petelur harus dibenahi minimal dari pakan, nanti setelah pakan tersedia kontinu mungkin perbaikan bibit atau kandang,” jelas Budi.

Pada kesempatan tersebut Ketua Komisi B DPRD Jawa Tengah, Sumanto S.H hadir memberikan dukungan terhadap program yang dilakukan. Sebagai ketua komisi yang menangani bidang perekonomian, Sumanto mengatakan peningkatan ekonomi masyarakat terutama untuk kesejahteraan petani dan peternak memang harus membuat ruang kolektif bersama. Pembentukan BUMP bagi Kelompok Ternak Mergo Seneng dapat menjadi pilot project bagi Kabupaten Karanganyar.

“Telur paling surplus itu Jatim atau Blitar, ini bisa menjadi awal baik untuk Jawa Tengah khususnya Karanganyar. Bahan ada di pasar dan aman kalau berada di petani dan peternak yang penting kan tidak rugi. Buat ruang-ruang kebersamaan secara kolektif. Saya dukung untuk rencana ini agar dapat menjadikan pilot project bagi peternak ayam petelur di Karanganyar,” ucap Sumanto.

Ketua Sekretariat Nasional Badan Usaha Milik Petani (Seknas BUMP) Indonesia, Dr. Ir. Sugeng Edi Waluyo M.M menyampaikan kesiapan untuk mendampingi peternak ayam petelur dalam membentuk BUMP. Edi menegaskan pembentukan BUMP dapat segera direalisasikan tentu dengan prosedur yang sistematis agar dapat saling bersinergi dengan BUMP yang sebelumnya sudah terbentuk.

“BUMP sudah ada produk hukumnya melalui UU, perda, dan sislogda jadi tinggal melaksanakan saja untuk dikembangkan di Karanganyar. Pembentukan BUMP ini semakin cepat semakin baik, namun harus melalui proses asesment yang sesuai agar dapat berkelanjutan. BUMP yang sudah tersebar di beberapa daerah di Indonesia dapat menjadi mitra terutama terkait penyaluran bahan baku pakan berupa jagung,” tegas Edi.

Similar Posts