Optimalkan Gudang SRG, BUMP Cilacap Resmi Didirikan
Cilacap – BUMP PT. Wijaya Kusuma Pangan Mandiri resmi menandatangani akta pendirian Badan Usaha Milik Petani pada Senin (16/8) yang bertempat di Gudang SRG, Kecamatan Sidareja. Penandatangan akta pendirian tersebut tentunya sudah melalui proses pembentukan yang cukup panjang dari kegiatan sosialisasi mengenai kelembagaan ekonomi petani berupa BUMP hingga verifikasi asesmen di lapangan yang dilakukan oleh Sekretariat Nasional Badan Usaha Milik Petani (Seknas BUMP) Indonesia.
Selain dari Ketua Seknas BUMP Indonesia, kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, Dinas Pangan dan Perkebunan Kabupaten Cilacap, Kapolsek Sidareja, Danramil 11 Sidareja, dan PT. Produksi Pangan Energi Nusantara. Anggota BUMP PT. Wijaya Kusuma Pangan Mandiri yang berasal dari Poktan Karya Makmur, Gapoktan Sumber Makmur, Poktan Setia Dadi, Poktan Kondang Mulya, dan Koperasi Pasar Setuan juga turut hadir dalam prosesi penandatanganan akta pendirian BUMP.
Terbentuknya BUMP di Cilacap yang sementara ini bergerak dalam produk usaha komoditas padi memiliki tujuan agar dapat memberikan kesejahteraan bagi para petani dengan cara mengoptimalkan Gudang SRG (Sistem Resi Gudang) yang sudah tersedia di Desa Kunci, Sidareja. Melalui optimalisasi Gudang SRG berbasis BUMP, diharapkan gabah petani dapat diserap oleh pasar dengan harga yang layak sehingga terjadi peningkatan pendapatan dan nilai tawar petani.
Dengan adanya UU No.19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, maka dari itu Badan Usaha Milik Petani (BUMP) merupakan jawaban dari berbagai permasalahan yang sampai sekarang masih dirasakan oleh petani. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, Ir. Agus Wariyanto, S.IP, M.M menyatakan bahwa hadirnya BUMP harus bisa mengubah posisi petani yang semula objek menjadi subjek.
“Tampaknya UU No.19 Tahun 2013 merupakan jawaban di bidang inovasi kelembagaan ekonomi petani. Di BUMP gerak kita harus harmonis karena sistem ekonomi yang dibangun ialah ekonomi gotong royong. Pesan dari Pak Ganjar sebagai Gubernur Jawa Tengah, petani harus mandiri, jangan sampai petani ketergantungan, kalau bisa petani punya saham, bantuan ada dijadikan hanya sebagai pemacu semangat saja, petani secara demokratis harus bisa sebagai subjek,” tegas Agus.
Selain berperan dalam peningkatan ekonomi petani, BUMP juga melakukan upaya pemberdayaan masyarakat tani secara kolektif sebagai wujud nyata membangkitkan ekonomi pedesaan. Seperti yang disampaikan oleh Dr. Ir. Sugeng Edi Waluyo, M.M, Ketua Seknas BUMP Indonesia bahwa model kelembagaan ini mengonsolidasikan dan mensinergikan seluruh pemangku kepentingan mulai dari pemerintah hingga dunia usaha termasuk lembaga pembiayaan di dalamnya. Tujuan dari itu tidak lain dan tidak bukan menciptakan hasil panen produksi yang konsisten dalam kuantitas, kualitas, dan kontinuitas.
“Ketika BUMP bersinergi dengan pengelola gudang SRG, Bulog, lembaga perbankan, lembaga asuransi, offtaker, perusahaan daerah baik di dalam maupun di luar Jawa Tengah, dan perusahaan swasta lainnya. Sehingga ke depan BUMP mampu menjadi mitra strategis sebagai korporasi petani yang betul-betul dimiliki petani dengan didampingi oleh Seknas BUMP Indonesia. Optimalisasi gudang SRG berbasis Badan Usaha Milik Petani (BUMP) guna meningkatkan pendapatan ekonomi petani sebagai stabilisasi pasokan dan cadangan pangan daerah,” pungkas Edi.