BUMP PT. Tegal Mandiri Sejahtera Bersiap Tingkatkan Kapasitas Kelembagaan

Tegal – Badan Usaha Milik Petani (BUMP) di Tegal, PT. Tegal Mandiri Sejahtera menyampaikan perkembangan kondisi kelembagaannya di hadapan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah dan Seknas BUMP Indonesia. Pertemuan yang terjadi pada Selasa (22/6) di Gedung Pertemuan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Tegal juga dihadiri oleh Kabid Ketahanan Pangan dan Tim KJF PP Kabupaten Tegal. PT. Tegal Mandiri Sejahtera merupakan BUMP yang fokus bergerak pada komoditas pangan yaitu padi. Hingga saat ini, TMS telah mengembangkan produk hasil olahan padi dengan nama “Beras Inyong” yang juga dijual dengan berbagai macam kualitas seperti medium, premium, sehat, dan organik.

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Tegal selalu mendorong pengembangan TMS dengan melakukan kerja sama dalam menyediakan pasar. Pasar yang dituju oleh BUMP utamanya para ASN yang berada di Kabupaten Tegal untuk membeli hasil produksi setiap bulan dengan jumlah tertentu. Kerja sama ini merupakan langkah pemerintah dalam upaya memberikan kesejahteraan kepada petani di Kabupaten Tegal.

Sebelumnya, adanya TMS juga merupakan bentuk inisiatif dari pemerintah untuk menekan rantai distribusi yang terlalu panjang khususnya padi. Pembentukan BUMP dilakukan atas rekomendasi Dinas Ketahanan Pangan dengan mengacu pada Perda Provinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun 2016 Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. Pendirian BUMP tidak lain dan tidak bukan untuk meningkatkan ekonomi, daya saing, wadah investasi dan mengembangkan jiwa kewirausahaan petani.

Dalam keberjalanannya, TMS mengalami beberapa kendala di lapangan. Direktur Utama PT. Tegal Mandiri Sejahtera, Anggoro mengatakan selain proses pemasaran yang masih tersendat, kualitas dan kuantitas beras yang diproduksi belum bisa konsisten.

“Ada tiga kendala ataupun permasalahan yang kami alami di lapangan. Tiga hal tersebut diantaranya yang pertama, pengiriman ke supermarket pembayarannya lama yang sampai 1 bulan (sistem konsinyasi). Kedua, kualitas dan kuantitas beras belum bisa konsisten. Ketiga, terkendali pengiriman yang masih menggunakan sistem COD,” tutur Anggoro.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Seknas BUMP Indonesia hadir untuk memberikan asesmen kepada TMS melalui undangan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Tegal. Sugeng Edi Waluyo, Ketua Seknas BUMP Indonesia mengaku senang atas undangan yang sudah diberikan. Secara garis besar, BUMP merupakan kelembagaan ekonomi petani yang mensinergikan kegiatan bisnis dengan pemberdayaan masyarakat. Edi menyampaikan aktivitas yang dilakukan BUMP harapannya bisa membuat petani Kabupaten Tegal berdaya dan tidak ketergantungan. Edi juga menambahkan tugas dari Seknas BUMP Indonesia disini untuk mendampingi TMS hingga ke tataran teknis dan strategi pengembangan.

“Selama ini petani tidak mandiri karena ketergantungan atau mengharap dana hibah. Kalau petani sudah mandiri, tidak menggunakan BUMP tidak apa-apa. Analogi beli truck, hanya beli kepala. Akhirnya dibuat bus. Busnya belum bisa digunakan untuk menaikkan penumpang. Logikanya bus ini diberi plat kuning. Plat hitam (carter), plat kuning (harus sesuai trayeknya). Bagaimana kelembagaan petani bisa sebagai badan usaha dan badan hukum? Dijadikan BUMP. SIM yang pegang bus dan mobil pribadi sama apa tidak? Jangan sampai kita salah memahami sebuah kajian. Jangan sampai SIM usaha nya salah (BUMP). Seknas BUMP Indonesia disini berperan untuk mendampingi BUMP sampai ke teknis dan strateginya. BUMP juga perlu mempersiapkan offtaker nantinya. BUMP harus menyiapkan langkah kerja dan rencana penjualan hasil ke depan. Karena salah satu modal yang menjanjikan di luar pariwisata adalah pertanian,” pungkas Edi.

Similar Posts