Stabilkan Harga Jagung, Dinas Ketahanan Pangan Jawa Tengah Bersama Seknas BUMP Indonesia Berikan Bantuan Kepada Peternak Ayam Petelur Boyolali

Boyolali – Dinas Ketahanan Pangan Jawa Tengah bersama Seknas BUMP Indonesia melakukan pengadaan bantuan jagung guna membantu efisiensi operasional peternak unggas mandiri (ayam petelur) akibat masih tingginya harga komponen utama pakan (komoditas jagung) pada Senin (31/5) bertempat di Desa Penggung, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali. Kegiatan yang bekerjasama dengan Koperasi Pinsar Petelur Nasional (PPN) merupakan bentuk respons cepat yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk memberikan stabilitas pasokan dan harga karena jagung merupakan salah satu bahan baku utama pakan sehingga jika harga jagung terlalu mahal berdampak pada peningkatan biaya usaha ternak. Kegiatan yang bertajuk gerakan stabilisasi pasokan dan harga jagung tersebut dihadiri oleh Kepala Pusat Distribusi dan Akses Pangan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Indonesia, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Jawa Tengah, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah, BAPPEDA Provinsi Jawa Tengah, Biro Infrastruktur dan Sumber Daya Alam Setda Provinsi Jawa Tengah, Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Boyolali dan Seknas BUMP Indonesia.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, Ir. Agus Wariyanto, S.IP, M.M dalam sambutannya mengungkapkan bahwa pengadaan bantuan jagung ini merupakan upaya untuk menekan harga jagung yang belakangan terus naik melalui pantauan Sistem Logistik Daerah (SISLOGDA). Bahkan di area Soloraya sendiri kedua kalinya kegiatan seperti ini diselenggarakan. Hal tersebut dilakukan sebagai wujud kepedulian Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk membantu peternak rakyat serta senantiasa memperbaiki tata kelola jagung. Perbaikan ini juga didukung dengan dikumpulkannya peternak untuk membentuk Badan Usaha Milik Petani (BUMP). Dimana kelembagaan ekonomi ini salah satunya bertujuan untuk menyediakan pasokan jagung sebagai pakan ternak dengan harga yang stabil. Tentu hal ini sejalan dengan instruksi dari Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang berlandaskan UU. No.19 Tahun 2013 Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. Dinas Ketahanan Pangan Jawa Tengah dalam melakukan pengadaaan jagung bekerjasama dengan Sekretariat Nasional Badan Usaha Milik Petani (Seknas BUMP) Indonesia. Jagung yang didatangkan dari Jawa Barat sebanyak 8 ton tersebut berasal dari jejaring BUMP yang saat ini telah tersebar di 16 provinsi se-Indonesia. Harapan kedepan para peternak unggas mandiri (ayam petelur) tersebut juga bisa menjadi bagian dari BUMP dalam rangka memperbaiki masalah peternakan secara holistik.

Sambutan sekaligus arahan berikutnya disampaikan oleh Prof. Dr. Ir Risfaheri, M.Si selaku Kepala Pusat Distribusi dan Akses Pangan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Indonesia. Beliau berharap agar kegiatan seperti ini bisa mempercepat turunnya harga jagung dan hal ini bisa memberikan dampak secara berkelanjutan dan menyebar. Peternak dalam hal ini penting untuk diperhatikan dan dibantu karena merupakan bagian dari sebuah ekosistem agribisnis, disisi lain peternak kecil pasti tidak mempunyai stok cadangan jagung yang banyak. Dari pemerintah bisa membantu dengan program fasilitasi distribusi berupa bantuan dalam pengiriman. Beliau juga mengungkapkan bahwa di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur jagung itu banyak tapi keberadaannya bukan di tangan pemerintah, sehingga diperlukan upaya khusus untuk melacak dan mengendalikan stok jagung bahkan kalau diperlukan kita harus bisa memotong supply chain jagung menjadi tangan pertama atau kedua untuk mendapatkan kepastian harga dan stok.

Pihak peternak yang diwakili oleh Koperasi PPN menuturkan terimakasih atas kegiatan yang terselenggara, harus diakui bahwa harga jagung melalui kegiatan ini bisa dibeli dengan harga Rp.5.100 dibandingkan di pasaran yang mencapai Rp.6.000/kg padahal peternak masih harus menghadapi rendahnya harga telur. Dari sisi input dibutuhkan biaya tinggi, sedangkan ketika panen harga jual telur belum tentu sesuai. Jika hal ini terus dibiarkan maka bisa membuat para peternak bangkrut, sehingga diperlukan upaya-upaya dalam membela peternak. Rencana jangka menengah para peternak sepakat untuk membentuk BUMP sebagai korporasi peternak.

Similar Posts