Disnak Keswan Jateng Gelar Temu Optimalisasi Kelembagaan Ekonomi Peternak
Semarang – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak Keswan) Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan kegiatan temu optimalisasi inovasi kelembagaan ekonomi peternak di Jawa Tengah pada Sabtu (13/8) di Hotel Kesambi Hijau, Semarang. Kegiatan tersebut dalam rangka mewujudkan peningkatan pengembangan dan penguatan kelembagaan ekonomi peternak dan menjadi serangkaian acara penyerahan penghargaan lomba Kelompok Tani Ternak (KTT) berprestasi tingkat Jawa Tengah tahun 2022.
Disnak Keswan Provinsi Jawa Tengah mengundang Ketua Sekretariat Nasional Badan Usaha Milik Petani Indonesia (Seknas BUMP-Indonesia) dan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Jepara untuk menjadi narasumber dalam agenda tersebut. Peserta yang hadir merupakan perwakilan Kelompok Tani Ternak (KTT) serta dinas terkait yang mendampingi dari 10 kabupaten/kota di Jawa Tengah diantaranya Banjarnegara, Banyumas, Brebes, Boyolali, Jepara, Magelang, Rembang, Tegal, Rembang, dan Kota Salatiga.
Acara dibuka dengan sambutan Kepala Disnak Keswan Jawa Tengah, Agus Wariyanto sekaligus memberikan beberapa arahan kepada peserta yang hadir. Dalam sambutannya, Agus menyampaikan harapannya agar penguatan peternak juga berfokus kepada penguatan kelembagaan peternak dan kelembagaan ekonomi peternak. Badan Usaha Milik Petani (BUMP) diharapkan akan menjadi operator dalam upaya peningkatan pendapatan peternak.
“Kelembagaan peternak yang sudah ada seperti Kelompok Tani Ternak (KTT) perlu didukung dengan penguatan kelembagaan ekonomi peternak agar dapat meningkatkan nilai ekonominya. Dan ini bisa dilakukan melalui Badan Usaha Milik Petani (BUMP),” ungkap Agus.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Jepara, Mudhofir pada kesempatan tersebut menceritakan gambaran potensi pengembangan kawasan peternakan dan kelembagaan di Kabupaten Jepara. Pengembangan peternakan di Kabupaten Jepara yang sudah dilakukan berupa penguatan kelembagaan kelompok dan memfasilitasi kerja sama usaha dengan lembaga lain.
“Pendampingan peternak dan kelembagaan peternak di Jepara dilakukan bertahap dan terus menerus. Tantangan peternak salah satunya nilai tawar rendah karena didominasi blantik. Harapan ke depan peternak berdaya, mampu, mandiri dan profit bankable serta berkeadilan. Pengembangan kawasan peternakan dan kelembagaan adalah dua hal yang harus dipadukan,” katanya.
Dalam diskusi panel tersebut Ketua Seknas BUMP-Indonesia, Sugeng Edi Waluyo menjelaskan konsep penguatan kelembagaan peternak di Jawa Tengah melalui Badan Usaha Milik Petani/Peternak (BUMP). Edi menyampaikan bahwa selama ini petani peternak selalu dalam posisi yang tidak berdaya dan ketergantungan, maka diperlukan konsep kemandirian melalui kelembagaan ekonomi peternak.
“Jawa Tengah sudah ada payung hukum berupa Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2016 dan Peraturan Gubernur No. 16 Tahun 2018 serta didukung Peraturan Gubernur No. 31 Tahun 2021 tentang Sistem Logistik Daerah. BUMP sebagai inovasi kelembagaan petani peternak untuk pemberdayaan menuju kemandirian petani peternak sangat sesuai dikembangkan di wilayah Indonesia, khususnya di Jawa Tengah,” tambah Edi.